Selasa, 06 Agustus 2013

True Story

Ini adalah sebuah kisah nyata.. sebuah perasaan yang entah mengapa selalu berulang kembali, sebuah perasaan yang tumbuh tanpa ada kejelasan. Ia menjadi sumber kekuatan juga menjadi sumber derita. Benarkah ini sebuah realita cinta? Atau hanya sebuah perasaan yang menyerupai? 

Dia diam didalam hati seakan-akan sudah tertancap dan tersusun rapi didalamnya, dia tak pernah mau lari.. walau kadang selalu saja ada yang datang dan singgah disini, tapi posisinya tak pernah tergeser sama sekali. 

Terkadang aku merasa diri ini konyol.. mempunyai perasaan yang begitu tak pasti, cinta yang tercipta saat masih kanak-kanak itu tetap abadi! Hah! Kalau bukan aku yang merasakannya mungkin aku tak percaya dengan kisah ini. Tapi ini nyata!! Perasaan ini nyata. Bahkan setiap sentuhan, setiap senyumannya masih terekam jelas dalam ingatanku. Sepertinya hardisk didalam memory otakku cukup besar, sehingga setiap detail yang dulu pernah kami lalui masih terngiang-ngiang diotakku ini. 

Bagaimana tidak! Dialah orang pertama yang mengajarkanku tentang perasaan ini. Perasaan bahagia, senang, sedih, kecewa, marah.. perasaan yang seharusnya aku rasakan saat remaja! Tapi kehadiran dia membuatku merasakan perasaan itu lebih awal. Dia hadir menjelma menjadi sosok yang tak terjamah..dia pergi membuat lubang menganga didalam dada.

 Aku banyak belajar dari sosoknya. Belajar  tentang kekuatan, belajar tentang  kedewasaan, belajar tentang mencintai. 

Mungkin orang yang membaca blogku ini akan menganggap aku gila.. yaa katakanlah begitu. Akupun merasa demikian. Mengapa dari sekian laki-laki yang datang dan pergi dikehidupanku dia menjelma menjadi pahlawan kesiangan yang selalu datang diwaktu yang tak terduga. Seakan-akan membawa angin kesejukan saat aku kegerahan, seakan-akan membawa sebuah petunjuk saat aku kehilangan arah. Nyatakah ini? Ya ya ya akupun masih tak percaya..bahkan setelah perpisahan 10 tahun lamanya perasaan ini tak pernah berkurang. 

Aku pernah mencintai laki-laki lain, tapi saat aku mencintai dirinya aku menjadi sosok yang apa adanya, menjadi wanita yang penuh kalimat puitis, menjadi sosok wanita yang lebay dalam bertutur kata.. 

ahahaha sudahlah! Mungkin aku terlalu mengagungkan dirinya. Sekarang saat semuanya sudah dapat diucapkan, bukan lagi anak-anak bau kencur yang jaim satu sama lain aku berharap ini bukan hanya sebuah kebetulan semata, aku berharap ini adalah pertanda bahwa aku dan dia memang tercipta untuk saling melengkapi, bahwa aku tercipta dari tulang rusuknya. 

Untuk kamu hai Achmad Iqbal Cepyan sosok pencuri hatiku ini.. ku mohon jagalah perasaan ini, simpan baik-baik, kelak aku akan meminta pertanggung jawaban atas semua penantian panjang ini :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar