Minggu, 25 Agustus 2013

terlalu cepat



Di ujung malam seperti ini, perempuan pada umumnya sudah berada ditempat tidur. Menarik selimutnya sampai menutup bahu untuk menghindari dingin malam yang mencekam atau dingin air conditioner kamar. Ini salahku jika sampai saat ini aku belum terpejam, aku selalu sulit mencari kantuk. Entah mengapa sulitnya mencari kantuk sama seperti sulitnya memahami keinginamu.

Saat menulis ini, aku habis memerhatikan isi kicauanmu bersama seseorang yang tak ku kenal. Seseorang yang tampak mesra denganmu, dalam tutur kata, entah dalam dunia nyata. Aku menebak-nebak dank arena teka-teki itulah aku jadi terluka parah. Seharusnya tak perlu kuikuti rasa keingintahuanku. Tak perlu lagi kucari-cari kabarmu dari sudut  dunia maya itu., tempat segala kemesraan bias terjalin tanpa kutahu, apakah itu nyata atau drama belaka.

Begitu cepat kau dapatkan yang baru, sayang. Sementara disini, aku masih menunggu kamu pulang. Aku tak temukan tangis dalam hari-harimu, nampaknya setelah perpisahan kita kamu terlihat baik-baik saja. Tak ada luka. Tak ada kegalauan. Tak ada duka. Kamu masih bias tertawa, aku tak tahu pria macam apa yang dulu pernah ku cintai dengan sangat hati-hati.

Ingat kamu pernah bilang bahawa aku separuh jiwamu. Sebagai perempuan yang tentu senang diberi harapan, aku tersenyum bahagia saat membaca deretan kalimat manis itu.  Jujur saja hamper setiap malam atau bahkan setiap saat, aku masih sering merindukanmu. Mengingat betapa dulu kita pernah baik-baik saja. Aku pernah kaubahagiakan, kau beri senyuman, kau buat tertawa, juga terluka. Aku merasa begitu special, merasa begitu penting bagimu. Dan inilah salahku, mengharapkanmu yang terlalu tinggi.

Ternyata ini semua yang terlihat.. luka ini akan terus seperti ini, takkan bias tertutup rapat lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar