Selasa, 03 April 2012

don't say good bye (˘̩̩̩.˘̩̩̩ƪ)

DON’T SAY GOODBYE

Malam yang dingin itu, Kevin masih saja asyik dengan teropongnya. Ia terus saja mengagumi keindahan langit yang bertaburan bintang tersebut. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 23.20. Akhirnya kevin menyudahi kegiatannya mengamati bintang dengan teropong kesayangannya tersebut.
       Setelah merapihkan dan menaruh teropong ditempat yang semestinya, kevin kembali kedalam rumah. Saat ia menuju ke dalam rumah melewati kebun belakang, tiba-tiba kevin melihat sebuah kantong plastic hitam besar yang mencurigakan. Kevin terus memperhatikan plastic tersebut. Akhirnya kevin dengan segenap keberaniannya mencoba untuk mendekati kantong plastic besar tersebut

       “Aaaaaaa…” teriak Kevin

       Kevin terperanjat. Ternyata isi dari kantong plastic besar tersebut adalah seorang wanita. Dengan tubuh yang bersimbah keringat dan ketakutan, kevin mencoba memastikan apakah wanita tersebut masih hidup atau tidak, dan ternyata wanita tersebut hanya pingsan. Akhirnya kevin membawa wanita tersebut kedalam rumahnya. Kevin membaringkan wanita tersebut di sofa ruang TV dan menyelimuti wanita tersebut.
       Keesokan hari, wanita tersebut masih belum tersadar dari pingsannya. Kevin mulai panic. Ia mulai menimbang-nimbang apa sebaiknya ia melaporkan semua ini ke kantor polisi. Saat kevin hendak menelphone polisi, tiba-tiba wanita tersebut tersadar. Akhirnya kevin mengurungkan niatnya untuk menelphone polisi. Kevin berdiri dan mulai mendekati wanita tersebut.

       “Hey kau sudah sadar? Apakah kau lapar?” Tanya kevin

       Wanita itu hanya mengangguk. Kevin kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk wanita tersebut. Wanita tersebut hanya diam terpaku melihat kehadiran laki-laki yang tidak dikenalinya tersebut.

       “Hey, ayo kesini sarapannya telah siap”

       Wanita itu perlahan-lahan mendekati kevin. Sejenak wanita itu ragu. Tapi karena kondisi perutnya yang lapar dan didepan matanya tersaji makanan yang kelihatannya lezat, akhirnya wanita itu tanpa menunggu aba-aba dari kevin langsung melahap semua makanan tersebut seakan-akan tidak makan selama satu tahun.

       “hahaha sepertinya kamu lapar sekali. Habiskan makanan ini setelah itu kamu mandi, aku telah menyiapkan air hangat untukmu.” Ujar kevin dengan senyum hangatnya

       “Terima kasih.” Ucap wanita itu akhirnya

       “Jadi, siapa kamu? Bisakah kamu menceritakan kenapa kamu semalam bisa berada di rumahku dalam keadaan seperti itu?” kevin mulai bertanya

       “Aku juga tidak tahu, aku tidak ingat.”

       “Tidak ingat? Bagaimana itu bisa terjadi?” Tanya kevin mulai heran

       “Aku tidak tahu.” Jawab wanita  itu lirih

       “Ok. Kalau begitu siapa namamu?”

       “Aku tidak ingat”

       Kevin mulai bingung. Dia ragu harus melakukan apa, tetapi hati nuraninya tidak tega kalau harus melaporkannya ke kantor polisi. Apalagi wanita ini sepertinya kehilangan ingatannya. Akhirnya kevin memutuskan untuk membiarkan wanita tersebut tinggal dirumahnya sampai wanita itu ingat siapa jati dirinya.

       “Kalau begitu aku panggil kamu Ichi ya, sampai kamu ingat namamu. Oh ya aku hampir lupa. Aku kevin. Kamu boleh tinggal dirumahku untuk sementara waktu sampai ingatanmu sedikitnya bisa pulih. Jadi kamu jangan sungkan-sungkan, anggap saja rumah sendiri.” Tutur kevin

       “Terima kasih banyak kevin.” Ucap wanita tersebut yang sekarang bernama Ichi

       “Ya sama-sama, kamu lanjutkan makannya aku mau keluar sebentar. Setelah ini kamu langsung saja mandi ya tidak usah dibereskan biar aku saja.”

       Wanita itu mengangguk dan terus melanjutkan makannya. Sebenarnya didalam hati wanita yang sekarang di panggil oleh Kevin dengan sebutan Ichi tersebut merasa bersalah. Ichi merasa bersalah karena telah membohongi orang yang telah menyelamatkan hidupnya. Dia sebenarnya tau siapa nama dia sebenarnya, dia tau siapa jati dirinya dan dia juga tau apa sebabnya sampai ia bisa berada dirumah kevin. Tapi rasa takut dan trauma yang mendalam membuat Ichi harus membohongi Kevin. Dia takut kalau dia jujur, Kevin akan mengembalikan dirinya ke orang yang telah melakukan perbuatan ini terhadap dirinya. Toh nanti setelah semuanya tenang dan tidak ada orang yang mencarinya, dia akan mencoba untuk jujur kepada Kevin tentang semua kenyataan ini.
       Setelah menghabiskan semua makanan yang tersedia, akhirnya Ichi melanjutkan mandi. Begitu didalam kamar mandi dan membasuh badannya dengan air hangat yang telah disiapkan oleh Kevin, rasanya tubuhnya terasa segar kembali. Ichi teramat bersyukur bisa bertemu dengan kevin sang malaikat penyelamat baginya.
       Setelah selesai mandi, Ichi mengganti pakaiannya dengan kemeja yang telah disiapkan oleh Kevin. Tanpa sadar Ichi menghirup aroma dari kemeja yang sepertinya adalah kemeja Kevin. Mulai terasa getar-getar cinta didalam hati Ichi.

       “Sudah selesai mandinya?” Tanya kevin setelah melihat Ichi keluar dari kamar mandi

       Ichi menoleh dan tersenyum simpul kepada kevin. Kevin terpaku, matanya hanya tertuju kepada Ichi. Tidak disangka wanita yang telah diselamatkannya ini begitu cantik. Ia terus memandangi Ichi tanpa berkedip.
       “Ada yang salah vin?” Tanya Ichi karena heran dipandangi terus oleh kevin

       “Oh tidak, maaf Ichi aku hanya pangling melihatmu.” Jawab kevin jujur

       “Pangling?”

       “Ya, tidak disangka kamu begitu cantik.”

       Rona wajah Ichi berubah menjadi merah. Ia senang mendengar pujian dari kevin. Apalagi sepertinya kevin jujur atas ucapannya tersebut. Mereka berdua tiba-tiba jadi canggung dengan keadaan mereka yang malu-malu tersebut.
       Hari sudah beranjak malam, seperti malam-malam biasa, Kevin mulai mengeluarkan teropong kesayangannya untuk melihat langit malam lagi. Dia berharap malam ini bisa melihat dan menemukan bintang paling terang diangkasa sana.
       “Kamu mau ikut?” Tanya Kevin        

       “Memang kamu mau kemana?” Ichi balik bertanya

       “Aku mau ke pekarangan belakang, mau melihat bintang. Sepertinya malam ini cerah pasti banyak sekali bintang-bintang yang terang.”

       “Kamu suka bintang?”

       “Ya, dari dulu aku suka bintang. Dulu hampir tiap malam aku mengamati bintang. Sekarang kamu temani aku ya melihat bintang, sudah lama aku tidak ditemani saat melihat bintang.”

       Sebelum Ichi mulai bertanya lagi, Kevin menarik lengan Ichi dan membawanya ke pekarangan belakang. Ternyata benar kata Kevin malam ini begitu terang. Tanpa bantuan teropongpun bintang-bintang bisa dilihat dengan jelas. Kevin tersenyum melihat ketertarikan Ichi terhadap bintang.

       “Bagus kan pemandangannya?”

       “Ya ini semua begitu indah.” Ucap Ichi sambil memberi seulas senyum

       Kevin terus menusuri keindahan angkasa dengan teropongnya. Sedangkan Ichi mengambil kertas dan duduk diayunan sambil tersenyum melihat tingkah Kevin. Ichi mulai membuat sketsa kevin yang tengah asyik meneliti bintang.

       “Kamu sedang apa Ichi? Tidak mau lihat bintang?”

       “Aku sudah melihatnya kok.” Jawab Ichi sambil tertawa kecil

       “Ah, gimana kalau besok kita pergi kesuatu tempat. Disana pemandangannya lebih bagus, bintangnya juga lebih banyak.” Ajak Kevin

       “Dimana?”

       “Nanti juga kamu tahu, aku jamin kamu pasti gak akan nyesel kalau sudah tahu tempatnya.”

       “Baiklah.”

       Keesokan harinya Kevin dan Ichi mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mereka bawa ketempat itu. Sampai detik ini pun Kevin masih merahasiakan tempat itu kepada Ichi. Ichi semakin tidak sabar untuk sampai ketempat tersebut.
       Tidak terasa sudah satu jam setengah perjalanan mereka ketempat tersebut. Ichi tertegun melihat pemandangan tersebut. Didepannya terdapat hamparan ilalang yang begitu indah, Kevin mengajak Ichi mencari tempat untuk mendirikan tenda mereka.

       “Bagaimana, kamu senang?” Tanya Kevin penuh harap
       “Ya aku senang, tempat ini begitu cantik. Terima kasih Kevin.”

       “Aku ikut senang melihatnya.”

       “Kamu sering ketempat ini?” Tanya Ichi sambil terus memandangi hamparan ilalang tersebut

       “Ya dulu aku sering ketempat ini, tapi sudah 5 tahun aku tidak pernah kesini lagi. Tapi ternyata tempat ini masih seindah dulu.”

       “Loh, kenapa lama sekali? Memang dulu kamu sering kesini dengan siapa?” Tanya Ichi penasaran

       Kevin tidak menjawab pertanyaan Ichi tersebut. Dia malah asik menyiapkan teropongnya dan alat untuk memanggang daging. Ichi menunggu Kevin untuk menjawab, tapi sepertinya Kevin tidak akan menjawab pertanyaannya. Akhirnya Ichi membantu Kevin mempersiapkan alat pemanggang daging.
       Saat sore tiba, Ichi dan Kevin tengah asik bermain di hamparan ilalang sambil berfoto. Mereka menikmati kebersamaan ini. Entah kenapa mereka sudah mulai merasa nyaman satu sama lain.
       Saat kevin mengambil foto Ichi, tiba-tiba wajah Ichi berubah menjadi wajah Ana. Kevin tersentak, sudah lama dia tidak melihat Ana, sejak Ana hilang 5 tahun yang lalu. Sampai sekarangpun Kevin tidak tahu keberadaan Ana, tapi karena kehadiran Ichi jadi mengingatkan kembali semua kebersamaannya dengan Ana.
       Malam tiba, Kevin mulai melakukan hobinya melihat bintang. Sedangkan Ichi sibuk memanggang daging untuk makan malam mereka berdua.

       “Ichi coba kamu lihat, ada bintang yang sangat terang.” Ujar Kevin antusias
       “Mana? Coba aku lihat.” Tanya Ichi sambil mulai mendekati Kevin

       “Coba kamu lihat yang sebelah situ, terang dan indahkan?”

       “Ih.. yang paling terang dan indah yang sebelah sana Vin.” Ucap Ichi sambil meledek

       “Hahah ok aku ngalah, tapi ada yang lebih indah lagi tahu.”

       “Apa?” Tanya Ichi penasaran

       “Wajah kamu.” Ujar Kevin memuji

       “Hahaha kamu gombal Vin, udah yuk kamu makan dulu, dagingnya sudah matang.” Ajak Ichi

       Mereka berdua makan di lapangan penuh ilalang ditemani kicauan burung dan disinari oleh terangnya sinar bulan dan bintang. Tanpa terasa pertemuan mereka ini membuat mereka semakin dekat dan mulai menyayangi satu sama lain. Apalagi Ichi berharap, semoga penderitaannya kemarin akan digantikan kebahagiaan oleh Tuhan dengan hadirnya Kevin disampingnya.
       Satu bulan sudah Ichi berada dirumah Kevin. Walau mereka tidak memutuskan untuk mempunyai hubungan yang special, tapi cara mereka bersikap satu sama lain membuktikan bahwa mereka lebih dari seorang teman atau semacamnya. Semakin hari mereka semakin dekat layaknya sepasang kekasih dan Ichi amat bahagia karenannya. Sampai-sampai ia melupakan semua masalah yang pernah menimpanya.
       Suatu hari Kevin dan Ichi pergi ke salah satu supermarket. Mereka ingin belanja untuk makan nanti malam. Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang yang dari tadi memerhatikan mereka. Bahkan sampai mereka pulang kerumah, orang tersebut masih mengintili mereka.
       Sepulang dari supermarket Kevin pergi ke kamar bacanya. Sedangkan Ichi duduk diruang TV sambil menonton TV. Menjelang maghrib, Kevin belum juga keluar dari kamar bacanya. Akhirnya Ichi menghampiri Kevin, ternyata didalam Kevin tengah tertidur lelap. Ichi mengambilkan selimut dan menyelimuti tubuh Kevin.
 Tiba-tiba mata Ichi tertuju pada album foto yang terbuka diatas meja. Ichi mulai membuka tiap lembar yang ada dialbum foto tersebut. Didalam album tersebut banyak foto Kevin dengan seorang wanita cantik yang Ichi tidak tahu siapa. Ada rasa sedih yang menyelimuti hati Ichi melihat foto-foto tersebut. Terjawab sudah pertanyaannya yang dulu pernah dipertanyakan Ichi tetapi tidak dijawab oleh Kevin.
Saat malam tiba mereka duduk diayunan pekarangan belakang rumah Kevin. Mereka hanya duduk sambil berdiam diri memandangi kerlap-kerlip bintang diatas sana. Ichi mulai membaringkan kepalanya ke pundak Kevin. Entah kenapa setelah melihat foto-foto tersebut Ichi merasakan sesuatu yang tidak enak. Dia merasakan bahwa sebentar lagi mereka akan terpisahkan.
Tepat seminggu setelah Ichi melihat foto-foto tersebut, prasangka buruk yang sempat Ichi rasakan ternyata tidak benar. Ternyata sampai detik ini mereka masih berdua. Kevin masih tetap memperlakukannya seperti biasa. Rasa takut yang sempat merasuki hatinya akhirnya hilang sudah.
Saat Ichi tengah asik ngemil dan menonton TV, dan Kevin membersihkan teropongnya tiba-tiba hp Kevin berbunyi.

Drrrrrr ….. ‘So good bye don’t crying, smile..’

“Halo?” ucap Kevin

“Halo Kevin, aku tahu kamu sedang berdua dengan Nindy” ucap orang tersebut disebrang sana

“Siapa ini?” Tanya Kevin penasaran

“Aku adalah seseorang yang kehilangan kekasih. Tapi baru aku tahu ternyata kekasihku ada didalam rumahmu, sedang bersamamu.” Jawab suara serak tersebut

“Apa maumu?” Tanya kevin yang mulai tegang

“Simple Kevin. Aku tahu kamu sedang mencari kekasihmu yang hilang 5 tahun yang lalu. Ana..ya Ana ada bersamaku, aku berhasil menemukan kekasihmu.”

“Jangan bercanda! Apa maumu?” Tanya Kevin sekali lagi

“Aku hanya ingin kamu mengembalikan Nindy kepadaku, setelah itu kamu akan mendapatkan Ana mu yang telah hilang itu. Nindy adalah pacarku yang hilang hampir 2 bulan, dia kabur setelah kami bertengkar. Sepertinya dia tidak menceritakannya kepadamu, tapi yang jelas dia adalah milikku! Dan kau harus mengembalikannya. Kalau kau setuju, ku tunggu kau hari ini juga jam 3 sore di lapangan ilalang.”

Tuut..Tuut..Tuut

Kevin terperanjat, sungguh mustahil orang tersebut menemukan Ana. Dia juga tidak mungkin memberikan Ichi atau Nindy kepada orang tersebut, sungguh semua ini pasti lelucon. Tapi entah kenapa hati Kevin menginginkan semua ini adalah kenyataan. Dia terus memandangi wajah Ichi. Apakah dia tega menukar Ichi dengan kembalinya Ana?
Setelah berfikir, akhirnya Kevin memutuskan untung pergi ke lapangan ilalang membawa Ichi. Dia hanya ingin memastikan terlebih dahulu apa orang tersebut benar-benar serius dengan ucapannya. Ichi sangat senang diajak ke lapangan ilalang tersebut. Dia tidak tahu bahwa akan ada bencana besar yang akan menjemputnya.

“Kevin, kenapa kita kelapangan ilalang tidak membawa apa-apa? Teropongmu mana?” Tanya Ichi penuh semangat

“Tidak perlu.”

“Oh kita hanya jalan-jalan saja ya?” Tanya Ichi dengan senyum mengembang

Kevin hanya mengangguk kaku. Didalam mobilpun Kevin hanya diam saja. Ichi sempat heran melihat tingkah Kevin yang tidak seperti biasanya tersebut. Tetapi setelah melihat lapangan yang penuh ilalang tersebut Ichi kembali bersemangat.

“Hah, rasanya seperti setahun yang lalu kesini, padahal baru dua bulan yang lalu ya.” Ucap Ichi memecahkan kesunyian

Hening…
“Kevin, kita mau ngapain? Kenapa kamu diam saja?” Tanya Ichi mulai heran

“Ikut saja denganku Nindy!” jawab Kevin ketus

“Nindy? Bagaimana? Kamu kenapa?” Tanya Ichi mulai ketakutan

Tiba-tiba Ichi melihat sebuah mobil disebrang sana. Langkahnya pun terhenti. Dia melihat didepan mobil tersebut terdapat Andre pacarnya dan wanita yang ada didalam foto album milik Kevin. Ichi mulai menyadari bahwa ada yang tidak beres. Apakah Kevin akan mengembalikannya ke pacarnya yang telah tega menganiaya dan membuangnya itu?. Kevin mulai menyadari bahwa Ichi sudah tidak mengikutinya berjalan, Kevin menghampiri Ichi dan mulai menarik tangan Ichi dengan kasar.

“Ayo.” Ajak Kevin

“Aku tidak mau.” Tolak Ichi                

Kevin memandang wajah Ichi dengan perasaan sedih dan bersalah.

“Kenapa Vin, kenapa?” Tanya Ichi sambil berurai air mata

“Kamu harus kembali ke pacarmu Nindy, dia mencarimu.” Jawab Kevin sambil memalingkan muka

“Tidak! Aku tidak mau! Dia hanya ingin menyiksaku! Ayo kita pulang Kevin, ayo” ajak Ichi

“Aku tidak bisa pulang bersamamu.” Jawab Kevin sambil memandang wajah wanita yang ada disebrang sana

“Kenapa? Siapa wanita itu?”

“Dia adalah pacarku yang hilang selama 5 tahun, dan pacarmu berhasil menemukannya. Aku menginginkan Ana kembali.” Ucap Kevin keras

“Kevin..” ucap Ichi lirih

Tiba-tiba Kevin melepaskan genggaman tangannya. Kevin terus berjalan menghampiri Andre dan Ana. Ichi hanya bisa diam melihat kepergian Kevin. Lalu Kevin memeluk tubuh Ana, dan Andre mulai menghampiri Ichi. Kevin pergi dengan menggandeng tangan Ana tanpa menoleh sedikitpun ke Ichi, sedangkan Ichi diseret oleh Andre untuk masuk kedalam mobil. Ichi mencoba berontak, tetapi Ichi tidak bisa mengalahkan kekuatan Andre.

“Kevin, Kevin!!!” teriak Ichi
Kevin tetap tidak menoleh, Kevin terus jalan dan masuk kedalam mobilnya bersama Ana. Akhirnya Ichi sadar, bahwa dia tidak akan mungkin bisa mendapatkan Kevin. Dia tidak akan mungkin menggantikan Ana. Andre membekap Ichi di kursi belakang. Akhirnya mobil Andre pergi meninggalkan lapangan ilalang yang penuh kenangan tersebut.
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar