DON’T SAY GOODBYE
Malam yang dingin itu, Kevin masih saja asyik
dengan teropongnya. Ia terus saja mengagumi keindahan langit yang bertaburan
bintang tersebut. Tanpa terasa waktu telah menunjukkan pukul 23.20. Akhirnya
kevin menyudahi kegiatannya mengamati bintang dengan teropong kesayangannya
tersebut.
Setelah merapihkan dan menaruh teropong
ditempat yang semestinya, kevin kembali kedalam rumah. Saat ia menuju ke dalam
rumah melewati kebun belakang, tiba-tiba kevin melihat sebuah kantong plastic
hitam besar yang mencurigakan. Kevin terus memperhatikan plastic tersebut.
Akhirnya kevin dengan segenap keberaniannya mencoba untuk mendekati kantong
plastic besar tersebut
“Aaaaaaa…” teriak Kevin
Kevin terperanjat. Ternyata isi dari
kantong plastic besar tersebut adalah seorang wanita. Dengan tubuh yang
bersimbah keringat dan ketakutan, kevin mencoba memastikan apakah wanita
tersebut masih hidup atau tidak, dan ternyata wanita tersebut hanya pingsan.
Akhirnya kevin membawa wanita tersebut kedalam rumahnya. Kevin membaringkan
wanita tersebut di sofa ruang TV dan menyelimuti wanita tersebut.
Keesokan hari, wanita tersebut masih
belum tersadar dari pingsannya. Kevin mulai panic. Ia mulai menimbang-nimbang
apa sebaiknya ia melaporkan semua ini ke kantor polisi. Saat kevin hendak
menelphone polisi, tiba-tiba wanita tersebut tersadar. Akhirnya kevin
mengurungkan niatnya untuk menelphone polisi. Kevin berdiri dan mulai mendekati
wanita tersebut.
“Hey kau sudah sadar? Apakah kau lapar?”
Tanya kevin
Wanita itu hanya mengangguk. Kevin
kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk wanita tersebut. Wanita
tersebut hanya diam terpaku melihat kehadiran laki-laki yang tidak dikenalinya
tersebut.
“Hey, ayo kesini sarapannya telah siap”
Wanita itu perlahan-lahan mendekati
kevin. Sejenak wanita itu ragu. Tapi karena kondisi perutnya yang lapar dan
didepan matanya tersaji makanan yang kelihatannya lezat, akhirnya wanita itu
tanpa menunggu aba-aba dari kevin langsung melahap semua makanan tersebut
seakan-akan tidak makan selama satu tahun.
“hahaha sepertinya kamu lapar sekali.
Habiskan makanan ini setelah itu kamu mandi, aku telah menyiapkan air hangat
untukmu.” Ujar kevin dengan senyum hangatnya
“Terima kasih.” Ucap wanita itu akhirnya
“Jadi, siapa kamu? Bisakah kamu
menceritakan kenapa kamu semalam bisa berada di rumahku dalam keadaan seperti
itu?” kevin mulai bertanya
“Aku juga tidak tahu, aku tidak ingat.”
“Tidak ingat? Bagaimana itu bisa
terjadi?” Tanya kevin mulai heran
“Aku tidak tahu.” Jawab wanita itu lirih
“Ok. Kalau begitu siapa namamu?”
“Aku tidak ingat”
Kevin mulai bingung. Dia ragu harus
melakukan apa, tetapi hati nuraninya tidak tega kalau harus melaporkannya ke
kantor polisi. Apalagi wanita ini sepertinya kehilangan ingatannya. Akhirnya
kevin memutuskan untuk membiarkan wanita tersebut tinggal dirumahnya sampai
wanita itu ingat siapa jati dirinya.
“Kalau begitu aku panggil kamu Ichi ya,
sampai kamu ingat namamu. Oh ya aku hampir lupa. Aku kevin. Kamu boleh tinggal dirumahku
untuk sementara waktu sampai ingatanmu sedikitnya bisa pulih. Jadi kamu jangan
sungkan-sungkan, anggap saja rumah sendiri.” Tutur kevin
“Terima kasih banyak kevin.” Ucap wanita
tersebut yang sekarang bernama Ichi
“Ya sama-sama, kamu lanjutkan makannya
aku mau keluar sebentar. Setelah ini kamu langsung saja mandi ya tidak usah
dibereskan biar aku saja.”
Wanita itu mengangguk dan terus
melanjutkan makannya. Sebenarnya didalam hati wanita yang sekarang di panggil
oleh Kevin dengan sebutan Ichi tersebut merasa bersalah. Ichi merasa bersalah
karena telah membohongi orang yang telah menyelamatkan hidupnya. Dia sebenarnya
tau siapa nama dia sebenarnya, dia tau siapa jati dirinya dan dia juga tau apa
sebabnya sampai ia bisa berada dirumah kevin. Tapi rasa takut dan trauma yang
mendalam membuat Ichi harus membohongi Kevin. Dia takut kalau dia jujur, Kevin
akan mengembalikan dirinya ke orang yang telah melakukan perbuatan ini terhadap
dirinya. Toh nanti setelah semuanya tenang dan tidak ada orang yang mencarinya,
dia akan mencoba untuk jujur kepada Kevin tentang semua kenyataan ini.
Setelah menghabiskan semua makanan yang
tersedia, akhirnya Ichi melanjutkan mandi. Begitu didalam kamar mandi dan
membasuh badannya dengan air hangat yang telah disiapkan oleh Kevin, rasanya
tubuhnya terasa segar kembali. Ichi teramat bersyukur bisa bertemu dengan kevin
sang malaikat penyelamat baginya.
Setelah selesai mandi, Ichi mengganti
pakaiannya dengan kemeja yang telah disiapkan oleh Kevin. Tanpa sadar Ichi
menghirup aroma dari kemeja yang sepertinya adalah kemeja Kevin. Mulai terasa
getar-getar cinta didalam hati Ichi.
“Sudah selesai mandinya?” Tanya kevin
setelah melihat Ichi keluar dari kamar mandi
Ichi menoleh dan tersenyum simpul kepada
kevin. Kevin terpaku, matanya hanya tertuju kepada Ichi. Tidak disangka wanita
yang telah diselamatkannya ini begitu cantik. Ia terus memandangi Ichi tanpa
berkedip.
“Ada yang salah vin?” Tanya Ichi karena
heran dipandangi terus oleh kevin
“Oh tidak, maaf Ichi aku hanya pangling
melihatmu.” Jawab kevin jujur
“Pangling?”
“Ya, tidak disangka kamu begitu cantik.”
Rona wajah Ichi berubah menjadi merah. Ia
senang mendengar pujian dari kevin. Apalagi sepertinya kevin jujur atas
ucapannya tersebut. Mereka berdua tiba-tiba jadi canggung dengan keadaan mereka
yang malu-malu tersebut.
Hari sudah beranjak malam, seperti
malam-malam biasa, Kevin mulai mengeluarkan teropong kesayangannya untuk
melihat langit malam lagi. Dia berharap malam ini bisa melihat dan menemukan
bintang paling terang diangkasa sana.
“Kamu
mau ikut?” Tanya Kevin
“Memang kamu mau kemana?” Ichi balik
bertanya
“Aku mau ke pekarangan belakang, mau
melihat bintang. Sepertinya malam ini cerah pasti banyak sekali bintang-bintang
yang terang.”
“Kamu suka bintang?”
“Ya, dari dulu aku suka bintang. Dulu
hampir tiap malam aku mengamati bintang. Sekarang kamu temani aku ya melihat
bintang, sudah lama aku tidak ditemani saat melihat bintang.”
Sebelum Ichi mulai bertanya lagi, Kevin
menarik lengan Ichi dan membawanya ke pekarangan belakang. Ternyata benar kata
Kevin malam ini begitu terang. Tanpa bantuan teropongpun bintang-bintang bisa
dilihat dengan jelas. Kevin tersenyum melihat ketertarikan Ichi terhadap
bintang.
“Bagus kan pemandangannya?”
“Ya ini semua begitu indah.” Ucap Ichi
sambil memberi seulas senyum
Kevin terus menusuri keindahan angkasa
dengan teropongnya. Sedangkan Ichi mengambil kertas dan duduk diayunan sambil
tersenyum melihat tingkah Kevin. Ichi mulai membuat sketsa kevin yang tengah
asyik meneliti bintang.
“Kamu sedang apa Ichi? Tidak mau lihat
bintang?”
“Aku sudah melihatnya kok.” Jawab Ichi
sambil tertawa kecil
“Ah, gimana kalau besok kita pergi
kesuatu tempat. Disana pemandangannya lebih bagus, bintangnya juga lebih
banyak.” Ajak Kevin
“Dimana?”
“Nanti juga kamu tahu, aku jamin kamu
pasti gak akan nyesel kalau sudah tahu tempatnya.”
“Baiklah.”
Keesokan harinya Kevin dan Ichi
mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mereka bawa ketempat itu.
Sampai detik ini pun Kevin masih merahasiakan tempat itu kepada Ichi. Ichi
semakin tidak sabar untuk sampai ketempat tersebut.
Tidak terasa sudah satu jam setengah
perjalanan mereka ketempat tersebut. Ichi tertegun melihat pemandangan
tersebut. Didepannya terdapat hamparan ilalang yang begitu indah, Kevin
mengajak Ichi mencari tempat untuk mendirikan tenda mereka.
“Bagaimana, kamu senang?” Tanya Kevin
penuh harap
“Ya aku senang, tempat ini begitu cantik.
Terima kasih Kevin.”
“Aku ikut senang melihatnya.”
“Kamu sering ketempat ini?” Tanya Ichi
sambil terus memandangi hamparan ilalang tersebut
“Ya dulu aku sering ketempat ini, tapi
sudah 5 tahun aku tidak pernah kesini lagi. Tapi ternyata tempat ini masih
seindah dulu.”
“Loh, kenapa lama sekali? Memang dulu
kamu sering kesini dengan siapa?” Tanya Ichi penasaran
Kevin tidak menjawab pertanyaan Ichi
tersebut. Dia malah asik menyiapkan teropongnya dan alat untuk memanggang
daging. Ichi menunggu Kevin untuk menjawab, tapi sepertinya Kevin tidak akan
menjawab pertanyaannya. Akhirnya Ichi membantu Kevin mempersiapkan alat
pemanggang daging.
Saat sore tiba, Ichi dan Kevin tengah
asik bermain di hamparan ilalang sambil berfoto. Mereka menikmati kebersamaan
ini. Entah kenapa mereka sudah mulai merasa nyaman satu sama lain.
Saat kevin mengambil foto Ichi, tiba-tiba
wajah Ichi berubah menjadi wajah Ana. Kevin tersentak, sudah lama dia tidak
melihat Ana, sejak Ana hilang 5 tahun yang lalu. Sampai sekarangpun Kevin tidak
tahu keberadaan Ana, tapi karena kehadiran Ichi jadi mengingatkan kembali semua
kebersamaannya dengan Ana.
Malam tiba, Kevin mulai melakukan hobinya
melihat bintang. Sedangkan Ichi sibuk memanggang daging untuk makan malam
mereka berdua.
“Ichi coba kamu lihat, ada bintang yang
sangat terang.” Ujar Kevin antusias
“Mana? Coba aku lihat.” Tanya Ichi sambil
mulai mendekati Kevin
“Coba kamu lihat yang sebelah situ,
terang dan indahkan?”
“Ih.. yang paling terang dan indah yang
sebelah sana Vin.” Ucap Ichi sambil meledek
“Hahah ok aku ngalah, tapi ada yang lebih
indah lagi tahu.”
“Apa?” Tanya Ichi penasaran
“Wajah kamu.” Ujar Kevin memuji
“Hahaha kamu gombal Vin, udah yuk kamu
makan dulu, dagingnya sudah matang.” Ajak Ichi
Mereka berdua makan di lapangan penuh
ilalang ditemani kicauan burung dan disinari oleh terangnya sinar bulan dan
bintang. Tanpa terasa pertemuan mereka ini membuat mereka semakin dekat dan
mulai menyayangi satu sama lain. Apalagi Ichi berharap, semoga penderitaannya
kemarin akan digantikan kebahagiaan oleh Tuhan dengan hadirnya Kevin
disampingnya.
Satu bulan sudah Ichi berada dirumah
Kevin. Walau mereka tidak memutuskan untuk mempunyai hubungan yang special,
tapi cara mereka bersikap satu sama lain membuktikan bahwa mereka lebih dari
seorang teman atau semacamnya. Semakin hari mereka semakin dekat layaknya
sepasang kekasih dan Ichi amat bahagia karenannya. Sampai-sampai ia melupakan
semua masalah yang pernah menimpanya.
Suatu hari Kevin dan Ichi pergi ke salah
satu supermarket. Mereka ingin belanja untuk makan nanti malam. Tanpa mereka
berdua sadari, ada seseorang yang dari tadi memerhatikan mereka. Bahkan sampai
mereka pulang kerumah, orang tersebut masih mengintili mereka.
Sepulang dari supermarket Kevin pergi ke
kamar bacanya. Sedangkan Ichi duduk diruang TV sambil menonton TV. Menjelang
maghrib, Kevin belum juga keluar dari kamar bacanya. Akhirnya Ichi menghampiri
Kevin, ternyata didalam Kevin tengah tertidur lelap. Ichi mengambilkan selimut
dan menyelimuti tubuh Kevin.
Tiba-tiba
mata Ichi tertuju pada album foto yang terbuka diatas meja. Ichi mulai membuka
tiap lembar yang ada dialbum foto tersebut. Didalam album tersebut banyak foto
Kevin dengan seorang wanita cantik yang Ichi tidak tahu siapa. Ada rasa sedih
yang menyelimuti hati Ichi melihat foto-foto tersebut. Terjawab sudah
pertanyaannya yang dulu pernah dipertanyakan Ichi tetapi tidak dijawab oleh
Kevin.
Saat malam tiba mereka duduk diayunan pekarangan
belakang rumah Kevin. Mereka hanya duduk sambil berdiam diri memandangi
kerlap-kerlip bintang diatas sana. Ichi mulai membaringkan kepalanya ke pundak
Kevin. Entah kenapa setelah melihat foto-foto tersebut Ichi merasakan sesuatu
yang tidak enak. Dia merasakan bahwa sebentar lagi mereka akan terpisahkan.
Tepat seminggu setelah Ichi melihat foto-foto
tersebut, prasangka buruk yang sempat Ichi rasakan ternyata tidak benar.
Ternyata sampai detik ini mereka masih berdua. Kevin masih tetap
memperlakukannya seperti biasa. Rasa takut yang sempat merasuki hatinya
akhirnya hilang sudah.
Saat Ichi tengah asik ngemil dan menonton TV, dan
Kevin membersihkan teropongnya tiba-tiba hp Kevin berbunyi.
Drrrrrr …..
‘So good bye don’t crying, smile..’
“Halo?” ucap Kevin
“Halo Kevin, aku tahu kamu sedang berdua dengan
Nindy” ucap orang tersebut disebrang sana
“Siapa ini?” Tanya Kevin penasaran
“Aku adalah seseorang yang kehilangan kekasih.
Tapi baru aku tahu ternyata kekasihku ada didalam rumahmu, sedang bersamamu.”
Jawab suara serak tersebut
“Apa maumu?” Tanya kevin yang mulai tegang
“Simple Kevin. Aku tahu kamu sedang mencari
kekasihmu yang hilang 5 tahun yang lalu. Ana..ya Ana ada bersamaku, aku
berhasil menemukan kekasihmu.”
“Jangan bercanda! Apa maumu?” Tanya Kevin sekali
lagi
“Aku hanya ingin kamu mengembalikan Nindy
kepadaku, setelah itu kamu akan mendapatkan Ana mu yang telah hilang itu. Nindy
adalah pacarku yang hilang hampir 2 bulan, dia kabur setelah kami bertengkar.
Sepertinya dia tidak menceritakannya kepadamu, tapi yang jelas dia adalah
milikku! Dan kau harus mengembalikannya. Kalau kau setuju, ku tunggu kau hari
ini juga jam 3 sore di lapangan ilalang.”
Tuut..Tuut..Tuut
Kevin terperanjat, sungguh mustahil orang tersebut
menemukan Ana. Dia juga tidak mungkin memberikan Ichi atau Nindy kepada orang
tersebut, sungguh semua ini pasti lelucon. Tapi entah kenapa hati Kevin
menginginkan semua ini adalah kenyataan. Dia terus memandangi wajah Ichi.
Apakah dia tega menukar Ichi dengan kembalinya Ana?
Setelah berfikir, akhirnya Kevin memutuskan untung
pergi ke lapangan ilalang membawa Ichi. Dia hanya ingin memastikan terlebih
dahulu apa orang tersebut benar-benar serius dengan ucapannya. Ichi sangat
senang diajak ke lapangan ilalang tersebut. Dia tidak tahu bahwa akan ada
bencana besar yang akan menjemputnya.
“Kevin, kenapa kita kelapangan ilalang tidak
membawa apa-apa? Teropongmu mana?” Tanya Ichi penuh semangat
“Tidak perlu.”
“Oh kita hanya jalan-jalan saja ya?” Tanya Ichi
dengan senyum mengembang
Kevin hanya mengangguk kaku. Didalam mobilpun
Kevin hanya diam saja. Ichi sempat heran melihat tingkah Kevin yang tidak
seperti biasanya tersebut. Tetapi setelah melihat lapangan yang penuh ilalang
tersebut Ichi kembali bersemangat.
“Hah, rasanya seperti setahun yang lalu kesini,
padahal baru dua bulan yang lalu ya.” Ucap Ichi memecahkan kesunyian
Hening…
“Kevin, kita mau ngapain? Kenapa kamu diam saja?” Tanya
Ichi mulai heran
“Ikut saja denganku Nindy!” jawab Kevin ketus
“Nindy? Bagaimana? Kamu kenapa?” Tanya Ichi mulai
ketakutan
Tiba-tiba Ichi melihat sebuah mobil disebrang
sana. Langkahnya pun terhenti. Dia melihat didepan mobil tersebut terdapat
Andre pacarnya dan wanita yang ada didalam foto album milik Kevin. Ichi mulai
menyadari bahwa ada yang tidak beres. Apakah Kevin akan mengembalikannya ke
pacarnya yang telah tega menganiaya dan membuangnya itu?. Kevin mulai menyadari
bahwa Ichi sudah tidak mengikutinya berjalan, Kevin menghampiri Ichi dan mulai
menarik tangan Ichi dengan kasar.
“Ayo.” Ajak Kevin
“Aku tidak mau.” Tolak Ichi
Kevin memandang wajah Ichi dengan perasaan sedih
dan bersalah.
“Kenapa Vin, kenapa?” Tanya Ichi sambil berurai
air mata
“Kamu harus kembali ke pacarmu Nindy, dia
mencarimu.” Jawab Kevin sambil memalingkan muka
“Tidak! Aku tidak mau! Dia hanya ingin menyiksaku!
Ayo kita pulang Kevin, ayo” ajak Ichi
“Aku tidak bisa pulang bersamamu.” Jawab Kevin
sambil memandang wajah wanita yang ada disebrang sana
“Kenapa? Siapa wanita itu?”
“Dia adalah pacarku yang hilang selama 5 tahun,
dan pacarmu berhasil menemukannya. Aku menginginkan Ana kembali.” Ucap Kevin
keras
“Kevin..” ucap Ichi lirih
Tiba-tiba Kevin melepaskan genggaman tangannya.
Kevin terus berjalan menghampiri Andre dan Ana. Ichi hanya bisa diam melihat
kepergian Kevin. Lalu Kevin memeluk tubuh Ana, dan Andre mulai menghampiri
Ichi. Kevin pergi dengan menggandeng tangan Ana tanpa menoleh sedikitpun ke
Ichi, sedangkan Ichi diseret oleh Andre untuk masuk kedalam mobil. Ichi mencoba
berontak, tetapi Ichi tidak bisa mengalahkan kekuatan Andre.
“Kevin, Kevin!!!” teriak Ichi
Kevin tetap tidak menoleh, Kevin terus jalan dan
masuk kedalam mobilnya bersama Ana. Akhirnya Ichi sadar, bahwa dia tidak akan
mungkin bisa mendapatkan Kevin. Dia tidak akan mungkin menggantikan Ana. Andre
membekap Ichi di kursi belakang. Akhirnya mobil Andre pergi meninggalkan
lapangan ilalang yang penuh kenangan tersebut.